-->
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Marah, Tapi Berikan Nasihat dan Solusi

Sebuah cerita, bagaimanakah sifat sayangnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Disebutkan oleh Abu Hurairah, suatu saat ada seseorang yang datang ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berada di masjid bersama para sahabat beliau.

Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, halaktu... halaktu! Wahai Rasulullah, celakalah aku! Celakalah aku!"

Rasulullah pun berkata, "Ada apa? Kenapa?"

Orang ini berkata, "Sesungguhnya aku terlanjur telah berhubu ngan badan dengan istriku di siang bulan Ramadhan."

Jangan Marah
Ilustrasi orang marah / ©shutterstock.com

Berhubungan badan dengan istri di siang hari bulan Ramadhan adalah perbuatan yang dilarang, perbuatan dosa. Ketika bulan Ramadhan, selama kita menjalani ibadah puasa di siang hari, kita tidak boleh melakukan hubungan suami istri. Hukumnya dosa. Bahkan ancamannya sangat berat. Ada kafarat.

Kalau ada yang sudah terlanjur melakukan hubungan suami istri, maka dia tetap segera mandi junub, kemudian melanjutkan puasa di hari itu, menggantinya di hari lain, kemudian membayar kafarat berpuasa 2 bulan berturut-turut.

Orang ini sudah mengetahui kafarat tersebut.

Orang ini berkata, "Aku merasa diriku sudah celaka."

"Ada apa? Kenapa?" tanya Rasulullah.

"Saya merasa celaka karena saya telah berbuat dosa. Saya telah berhubungan badan dengan istri saya di siang hari bulan Ramadhan." jawab orang ini.

Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh nya untuk berpuasa selama 2 bulan berturut-turut.

Yang menarik perhatian saya pada cerita ini adalah begitu lembut dan sabarnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam me ngatasi masalah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak marah.

Padahal orang yang di depan beliau ini telah berbuat salah, dan mengaku dirinya bersalah. Rasulullah sebelum menasihati, beliau tidak pernah menegur atau memberitahu dengan perkataan perkataan seperti ini, "Kamu kenapa?" "Apa kamu tidak sadar?" "Apa kamu tidak paham?"

Ini adalah bahasa-bahasa yang bisa menyakiti perasaan seseorang

Oleh karena itu kalau ada orang yang datang kepada kita, termasuk anak kita misalkan, kalau dia sudah berbuat salah. janganlah dibahas kesalahannya. Tapi berikanlah solusi dan nasihat "Sayang, mudah-mudahan kesalahan seperti itu tidak terulang lagi." Selesai masalah.

Tapi sayangnya bahasa kita itu kadang kasar, membuat anak kita menjadi kecil hati, membuat dia merasa terhina, membuat dia menangis, justru bisa menjadi sakit hati, walaupun memang dia bersalah. Harusnya kita sebagai orang tua itu bisa membawa rahmah, kasih sayang. Termasuk dalam ucapan kita yang penuh memuat tanda-tanda kasih sayang.

Kembali ke cerita tadi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kepada orang ini untuk berpuasa selama 2 bulan.

Orang ini pun langsung berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak

sanggup! Aku sudah cukup tua, bagaimana aku bisa berpuasa selama dua bulan berturut-turut."

Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kalau begitu, berikanlah makan 60 orang miskin." Membagi makanan untuk 60 orang miskin.

Orang ini menjawab, "Wahai Rasulullah, aku tidak punya apa apa." "

Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kalau begitu, bebaskanlah seorang budak!"

"Apalagi itu wahai Rasulullah. Saya tidak mampu." jawab orang itu.

Akhirnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke ramah, lalu beliau membawakan sebuah piring yang terisi kurma dan memberikannya kepada orang itu. Beliau berkata, "Sedekahkan lah kurma ini!"

Apa jawaban orang itu?

"Wahai Rasulullah, di Kota Madinah ini, setahu aku, yang paling susah dan paling fakir adalah aku dan keluargaku " Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun tersenyum seraya

berkata, "Jika begitu, maka sedekahkanlah kurma itu kepada strimu!"

Allahu Akbar!

Demikianlah kelembutan dan kasih sayangnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Munawir ID
Munawir ID A Father | Who dedicated his life to his Religion, family and Nation.


close