-->
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Penyebab Terjadinya Penyimpangan Aqidah

1. Kebodohan terhadap aqidah yang benar karena enggan mempelajari dan mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian terhadapnya. Akibatnya, tumbuh suatu generasi yang tidak mengenal aqidah yang benar dan juga tidak mengetahui apa yang menyelisihinya. Maka, merekapun meyakini yang haq sebagai sesuatu yang bathil dan yang bathil dianggap sesuatu yang haq. Maka kewajiban orang yang bersyahadat wajib mempelajari aqidah tauhid sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا …(19)

Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah …. (QS. Muhammad[47]: 19)

2. Fanatik pada tradisi yang diwarisi dari bapak dan nenek moyang meskipun hal itu bathil dan meninggalkan apa yang menyalahinya sekalipun hal itu benar. Hal itu sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ (170)

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". (QS. Al-Baqarah[2]: 170)

3. Taklid buta dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki kebenarannya. Dilarang mengambil pendapat mayoritas manusia tanpa mengetahui sumbernya dan tidak mencocokkan dengan sumber tertinggi dengan aqidah kita, Sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:*

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ (116)

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS. al-An’am[6]: 116)

Dan ini sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti Mu’tazilah, Jahmiyah, dan Lainnya. Mereka bertaklid kepada para imam sesat sebelum mereka sehingga mereka juga sesat dan jauh dari akidah yang benar.

4. Berlebihan dalam mencintai para wali dan orang-orang shaleh serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya. Yaitu menyakini bahwa mereka mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak kemudharatan.

وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا (23)

Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr". (QS. Nuh[71]: 23)

5. Lalai terhadap perenungan ayat-ayat kauniyah yang terhampar di jagat raya ini dan ayat-ayat qur’aniyah (ayat-ayat dalam al-Qur’an). Di samping itu, terbuai juga dengan hasil-hasil teknologi dan kebudayaan sehingga mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata.

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي…(78)

Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku" … (QS. Al-Qashash[28]: 78)

6. Kosongnya mayoritas rumah tangga sekarang ini dari pengarahan yang benar (menurut Islam). Padahal Rasulullah telah bersabda:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)

7. Enggannya media pendidikan dan informasi di sebagian besar dunia Islam menunaikan tugasnya. Kukikulum pendidikan kebanyakan tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali.

 

Kajianmu, 29 Muharram 1442 H/17 September 2020 M

Munawir ID
Munawir ID A Father | Who dedicated his life to his Religion, family and Nation.


close